Aura yang Sakit Cetak Tubuh Fisik Ikut Sakit

Untuk kali kedua saya berkunjung ke Tiongkok di penghujung 2011. Beberapa tahun lalu, saya juga ke Tiongkok. Ketika itu, saya ke Beijing. Kesempatan kali pertama itu sengaja saya gunakan untuk menguji sistem tenaga dalam dengan akses energi semesta di negeri tirai bambu.

Di kunjungan kedua ini, saya lebih fokus ke dunia medis. Korelasi medis dan sistem aura manusia tepatnya. Tujuan saya kali ini adalah Kota Shanghai.

Di pusat bisnis dan perdagangan Tiongkok ini, saya menghadiri simposium bedah jantung internasional. Sponsornya adalah Rumah Sakit Yodak, Shanghai, dan Korea Selatan. Ada 400 dokter dan pakar bedah jantung dari berbagai negara di Asia ikut urun rembuk di simposium ini. Mereka menemukan sebuah teknik anyar yang disebut totally endoscopic. Dengan teknik ini, dokter bedah tak perlu melakukan operasi besar saat membedah jantung. Mereka tidak perlu memotong tulang sternum (tulang dada). Jadi, mereka cukup membuat tiga lubang di sekitar area dada dan ketiak, ukuran lubang sekitar dua sampai tiga sentimeter saja. Kamera, selang, gunting, pisau, dan sebagainya masuk melalui ketiga lubang tersebut. Dokter bedah mengoperasi katup jantung yang bermasalah cukup dengan melihat layar monitor. Biasanya, katup jantung yang paling sering rusak, bocor atau mengapur adalah katup mitral.

RS Yodak, Shanghai
KEMAJUAN MEDIS:  Kharisma Abadi usai menyaksikan demo operasi jantung di Shanghai Yodak Cardio Thoracic Hospital.

Selain totally endoscopic, para dokter hebat itu menemukan teknik baru lagi. Yakni, operasi jantung tanpa menghentikan jantung. Hal yang nyaris tak mungkin dan diragukan dunia barat itu dijawab dengan bukti nyata, bahwa dokter Tiongkok mampu melakukannya dengan sukses. Padahal, operasi jantung tanpa menghentikan jantung itu beresiko tinggi. Pasien bisa mati mendadak lantaran oksigen bisa naik ke otak.

Baik totally endoscopic maupun operasi jantung tanpa menghentikan jantung adalah hal baru di kedokteran Indonesia. Totally endoscopic kali pertama dilakukan di RSUD dr Soetomo Surabaya pada 24 April 2010. Sedangkan operasi jantung tanpa menghentikan jantung, juga kali pertama dilakukan di Surabaya awal Januari lalu di rumah sakit yang sama.

Namun, di tengah kesuksesan para dokter itu, saya menemukan korelasi antara medis dan sistem aura manusia.

Prof Paul L Tahalele, ahli bedah thoraks RSUD Dr Soetomo mengatakan pada saya, penyebab seseorang menjalani operasi jantung dengan totally endoscopic lantaran si pasien menderita PJR atau penyakit jantung rematik (rheumatic heart disease). Paul yang juga satu-satunya dokter Indonesia yang hadir di Shanghai itu juga bilang, bahwa PJR bermula dari infeksi tenggorokan, yang sering dialami anak usia pra sekolah, antara usia tiga sampai lima tahun. Penanganan batuk pilek yang tidak tuntas, minum obat sembarangan atau pemakaian antibiotik tak sesuai aturan. 10 tahun kemudian terjadi proses imun biologi, yang membuat klep jantung mengalami pengapuran atau penyempitan.

Penjelasan pakar tersebut selaras dengan konsep aura dalam tubuh manusia.Penyakit fisik manusia seringkali berawal dari aura yang sakit. Saat aura kali pertama sakit atau terkontaminasi limbah, boleh jadi fisik atau organ tubuh belum sakit. Nah, aura yang kotor itu perlahan-lahan mencetak tubuh manusia jadi sakit. Itu jika aura yang kotor tidak sempat dibersihkan.(*)



Tinggalkan komentar