Jodoh atau Tidak Sebenarnya Bisa Diprediksi

Saya akan khusus membahas timeline perjodohan kali ini. Ini lantaran saya sempat mengecek sosmed baru-baru ini. Saya melihat teman-teman masa lalu. Dan, ternyata cukup banyak yang mengalami kegagalan rumah tangga. Ini adalah sesuatu yang ironis. Sejatinya, jodoh atau tidak itu bisa diprediksi.

 

Tinggal manusianya saja yang mau menerima masukan atau tidak.

 

Prediksi — menurut saya — berbeda tipis dengan ramalan.

 

Sekilas sepertinya sama, tetapi hakikatnya berbeda jauh.

 

Misalnya :  awan gelap dan mendung yang datang menggelayut langit, maka diprediksi akan turun hujan sebentar lagi.

 

Tapi ibarat kata pepatah mendung tak berarti hujan.

 

Itu benar terjadi.

 

Anda sering melihatnya sendiri.

 

Kadang mendung gelap sudah menutup langit.

 

Tapi hujan tidak jadi turun. Angin pelan-pelan menggeser keberadaan awan.

 

Sama dengan ekonomi.

 

Pemerintah bisa memprediksi kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal stagnan atau bahkan minus lantaran wabah corona.

 

Itu prediksi.

 

Prediksi didasarkan pada perhitungan, situasi, dan dominasi behavior manusia.

 

Sedangkan ramalan — menurut saya — lebih ke upaya untuk mengetahui rahasia Tuhan.

 

Saya tidak perlu menjelaskan seperti apa upaya yang bertujuan mengintip rahasia Tuhan.

 

Bagi saya, yang rahasia biarlah menjadi rahasia.

 

Manusia tidak perlu dan tidak berhak mengorek lebih jauh.

 

Prediksi sendiri bisa mengetahui jodoh atau tidak sepasang anak manusia.

 

Tentu bisa meleset.

 

Karena kita terikat hukum alam bahwa kepastian tentang suatu peristiwa adalah milik-Nya.

 

Tapi, prediksi kadang tidak jauh dari fakta yang akan terjadi kemudian hari.

 

Inilah perlunya melihat timeline seseorang yang saya lakukan dari tanggal lahirnya.

 

Saat anak manusia lahir ke dunia, maka di saat hari kelahirannya itu ada semacam energi spiritual yang memberikan pertanda : tentang kurang lebih bagaimana nantinya si anak manusia itu akan menjalani hidupnya.

 

Kemampuan ini memang hanya dimiliki sebagian orang.

 

Misalnya oleh orang indigo yang belakangan ini berseliweran di sosmed.

 

Atau seorang kyai, ulama, biksu, pendeta, atau ahli spiritual keagamaan.

 

Tetapi, sekali lagi, prediksi bukan harga mati.

 

Namun ada baiknya memperhatikan saran yang baik.

 

 

Titik Pembentukan Timeline di Usia Ini

 

 

Untuk timeline perjodohan sendiri, biasanya mulai terbentuk saat seseorang berusia ABG. Ya mulai usia belasan tahun itu.

 

Mulai SMP atau SMA.

 

Anda yang punya anak beranjak ABG atau punya saudara yang berusia belasan tahun, sebaiknya perhatikan pergaulannya.

 

Ini karena seseorang yang berorientasi seksual normal akan mengalami ketertarikan pada lawan jenis. Dan itu sebenarnya wajar.

 

Cinta yang terbentuk di masa itu memang banyak yang cinta monyet, tetapi juga tidak sedikit yang akhirnya jadi cinta manusia beneran.

 

Persoalannya : mereka tidak tahu timeline satu sama lain seperti apa.

 

Jodoh atau tidak, mereka tidak peduli.

 

Orang yang sudah diliputi kasmaran akan sulit dinasihati.

 

Dan akhirnya terjadilah.

 

Pernikahan dini. Atau habis tutup buku langsung buka terop (lulus sekolah langsung kawin).

 

Dan, perjalanan ke depan ternyata tidak seindah dibayangkan.

 

Konflik, ketidakcocokan pikiran satu sama lain, dan berbagai kondisi yang tak nyaman ternyata bisa membuat seseorang berubah.

 

Tak cuma orangnya yang berubah.

 

Cinta pun mulai luntur dan hilang.

 

Selesailah sebuah ikatan perkawinan.

 

Pahit.

 

Tentu saja.

 

jodoh atau tidak itu sebenarnya bisa diprediksi melalui pengecekan timeline seseorang lewat tanggal lahirnya

 

 

Kemana rasa manis madu yang dirasakan saat pacaran ?

 

Hilang. Ambyar, begitu kata sang maestro, Didi Kempot.

 

Itu pentingnya konsultasi. Minta saran dan pendapat orang yang lebih tua atau orang yang bisa dipercaya. Lalu dengarkan. Jangan dibantah atau berargumentasi.

 

Meminta saran atau nasihat itu bukan untuk berdebat.

 

Tetapi, untuk introspeksi diri sendiri.

 

Pahami nasihat yang diberikan dengan tenang. Lalu ambil keputusan.

 

Karena yang namanya penyesalan itu selalu datang belakangan.

 

Kalau di awal, itu namanya pendaftaran.(*)