Di bagian sebelumnya anda sudah tahu : salah satu kunci bangkit dari usaha yang gulung tikar adalah punya guru spiritual atau pembimbing spiritual. Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa penting punya penasihat spiritual. Jawabannya : sangat penting apabila ikhtiar anda untuk membangun usaha dari kebangkrutan tidak setengah hati atau hanya sekadar coba-coba.
Bagaimana jika anda tidak percaya dengan hal berbau spiritual atau metafisika?
Tidak ada masalah. Tidak ada yang berhak memaksa anda untuk percaya.
Namun jika suatu saat anda sudah menemukan keanehan atau kejanggalan saat berusaha yang tak bisa diterima akal sehat, maka di saat seperti itulah anda mungkin mulai merasa “bahwa ada dimensi lain” dalam kehidupan nyata kita.
Bisa juga saat anda bertemu keanehan atau kejanggalan itu, semuanya sudah terlambat untuk diatasi.
Misalnya : jika anda adalah seorang pedagang kuliner, maka tiba-tiba saja olahan kuliner anda tidak bisa dikonsumsi lantaran basi. Atau dalam 3 hari berturut-turut, tidak ada 1 pun pembeli atau calon pembeli yang datang ke lapak anda.
Padahal anda sudah melakukan semua prosedur jualan secara semestinya. Seperti mengolah kuliner sesuai aturannya tapi tiba-tiba tak bisa dikonsumsi.
Atau anda sudah promosi kesana kesini. Anda juga sudah pasang Facebook ads, Instagram ads, paid promote, google ads dan sebangsanya.
Tapi tidak ada yang tertarik dengan apa yang anda tawarkan.
Kenapa bisa begitu? Apa yang sedang terjadi?
Pertimbangkan Saran dari Penasihat Spiritual
Berpikirlah. Jangan diam saja dan berpangku tangan.
Tapi tentu anda berhak bersikukuh : tidak, saya tidak butuh penasihat spiritual. Misalnya saja demikian. Anda bertekad full mengandalkan bantuan Yang Maha Kuasa. Berdoa sendiri.
Tentu saja itu langkah yang tepat. Toh posisi guru spiritual sebenarnya juga menjadi penghubung dirinya dan orang lain ke Tuhan yang Maha Kuasa.
Keputusan untuk full berdoa sendiri dan meminta langsung ke Yang Maha Kuasa itu bisa dilakukan jika “frekuensi getaran” anda sudah bisa menggetarkan langit. Sehingga permintaan anda langsung di-ACC oleh Yang Maha Memberi Hidup.
Maksud dari frekuensi getaran adalah : anda punya ketaatan yang bagus dalam ibadah dan pendekatan diri kepada-Nya.
Jika anda yakin bahwa modal itu sudah ada pada diri anda maka tidak perlu minta panduan guru spiritual manapun.
Bagaimana jika anda merasa : kurang punya ketaatan yang bagus pada Yang Maha Kuasa? Katakanlah jarang mendekatkan diri kepada-Nya, malas ke rumah ibadah, kurang beramal baik, kurang sedekah, tapi punya kemauan usaha agar maju dan sukses.
Nah itulah masalahnya.
Itulah yang saya sebut di bagian sebelumnya, itu artinya “kosongan”. Anda bisa membaca ulasan di kunci membangun usaha yang bangkrut.
Sebaiknya carilah guru spiritual yang tepat sekarang juga, jika anda sedang membangun usaha dari kebangkrutan, termasuk gulung tikar akibat pandemi Covid-19 ini.
Membangun usaha disini punya cakupan luas. Tidak hanya berdagang, tapi bisa jenis usaha lainnya. Mau produk atau jasa yang anda tawarkan intinya sama. Pelarisan usaha adalah jasa yang paling umum diberikan oleh para guru spiritual. Tapi itu hanya bagian kecil. Ada banyak saran atau pengetahuan lainnya yang bisa diberikan untuk kelangsungan bisnis atau pekerjaan.
Kunci Berikutnya : Berkat dari Orang Tua
Sekarang jika anda mulai sadar kalau punya penasihat spiritual itu penting, maka masuk ke kunci berikutnya. Dan inilah yang kunci yang terpenting.
Mintalah support doa dari orang tua anda. Wajib. Tidak bisa ditinggalkan. Bagaimanapun keadaan orang tua anda saat ini.
Jika beliau sudah wafat, maka rutinlah ziarah ke makamnya. Atau bisa juga dengan mendoakan mereka di setiap waktu apabila ziarah ke makam secara rutin sulit dilakukan.
Keberkahan hidup seorang anak itu ada di tangan orang tua.
Urusan apa saja di dunia ini bisa jadi sangat lancar kalau orang tua selalu mendoakan anaknya. Dan segampang apa pun urusan kalau orang tua tidak memberkati maka urusan yang mudah itu bisa ruwet tidak karuan.
Kunci terakhir yang bisa mendukung upaya anda membangun usaha dari kebangkrutan adalah pasangan hidup. Suami atau istri.
Saya banyak sekali men-share tentang masalah jodoh dan relationship.
Anda bisa melihatnya di artikel lain.
Dalam menganalisa problem usaha tidak jarang saya harus menerawang nama dan tanggal lahir pasangan serta hari akad nikah atau pemberkatan.
Dari peristiwa itu biasanya akan membentuk timeline hidup seseorang. Sial atau beruntung. Berkah atau kutukan. Mudah atau ruwet jalan hidup dan sandang pangan manusia.
Jangan pernah meremehkan faktor pasangan hidup.
Yang soal beginian ini saya lebih mudah sharing dengan mereka yang berumur 27 tahun ke atas. Apalagi mereka yang berumur 30 sampai 50 tahunan.
Sangat mudah mencerna sharing saya soal ini lantaran rata-rata mereka sudah punya hubungan dan lebih realistis.
Yang soal beginian ini juga sulit dipahami oleh mereka yang masih pacaran. Apalagi ABG. Pikirannya belum nutut. Di fase ini semua rasanya adalah kesenangan dan mabuk asmara. Sulit menerima saran. Tahunya cinta bisa mengalahkan segalanya. Padahal tidak selalu. Logika dan realitaslah yang bisa memudarkan cinta dan asmara.(*)