Membedah Guna-Guna Asmara dan Percintaan (Bagian ke-4): Korban Guna Guna Asmara Tak Merasa Jadi Sasaran Sihir

Tahap berikutnya untuk mengolah kartu lintrik cukup ekstrem. Si pelaku harus mengambil kembali kartu yang diletakkan di tempat pembuangan sampah itu pada malam hari. Dan tidak boleh pakai tangan, tapi harus pakai ketiak tangan kiri. Tahap lanjutannya juga cukup menguji nyali. Kartu dari pembuangan sampah itu harus disimpan di dalam tanah kuburan dukun lintrik yang baru meninggal. Istilahnya, menyerap ilmu. Setelah tujuh hari, malam terakhir si pelaku harus mengambil kartu itu ke kuburan dalam kondisi bugil. Saat perjalanan kembali dari kuburan ke rumah si pelaku harus berjalan mundur. Ritual itu tak boleh dilihat orang. Fase terakhir, adalah menggoreng kartu itu di atas wajan berisi kemenyan. Kartu lantas disimpan dalam sebuah gentong selama waktu tertentu dan tak boleh dilihat lawan jenis. Kurang lebihnya seperti itu proses mendapatkan ilmu lintrik.

Mungkin di jaman sekarang sudah ada modifikasi ritual menjadi lebih gampang. Saya tidak tahu.

Berbagai ilmu guna guna atau ilmu pelet lainnya juga punya ritual sendiri. Tapi, hasilnya ada kesamaan. Apa itu ?

Korban guna guna asmara atau ilmu pelet hampir semuanya tak merasa kalau sudah diguna guna. Inilah yang menyebabkan korban atau target guna guna cukup susah disembuhkan.

Orang yang paling sulit disembuhkan adalah orang yang tak merasa dirinya sedang sakit.(bersambung)

 

 

Tinggalkan komentar