Ini salah satu contoh kecil pemanfaatan radar tenaga dalam (RTD).
Jumat (04/07) lalu, karena ada keperluan bisnis, saya harus berangkat ke Kota Malang. Ketika itu saya akan berangkat dari Pasuruan, sekitar pukul 15.00 wib.
Saya sengaja memilih waktu habis ashar lantaran ingin berbuka puasa di Malang.
Ketika akan berangkat, hati merasa tidak enak, karena harus memilih naik motor saja atau naik bus. Sedangkan saya harus bertemu rekan bisnis tepat pukul lima sore. Kondisi badan sebenarnya agak kurang fit, sebab malam sebelumnya saya baru saja menyelesaikan urusan bisnis di Kota Jember.
Di tengah pergulatan pikiran itu, saya putuskan naik motor. Ketika naik motor pun, hati masih tidak tenang. Saya merasa ada sesuatu yang aneh sore itu.
Sampai di kawasan Purwodadi, terjadi kemacetan panjang, baik jalur yang mengarah ke Malang atau sebaliknya. Bahkan, arus lalu lintas tidak bergerak. Sejumlah bus tujuan Malang juga terjebak macet. Saya bersyukur dengan menjadi biker sore itu saya bisa menembus kemacetan dengan cepat.
Tak disangka, kemacetan itu disebabkan kecelakaan tragis. Di jalur yang mengarah ke Malang, sebuah truk sudah ringsek bagian depannya. Di depan truk itu, sebuah mobil sedan remuk dan terbalik. Si pengemudi tergencet di dalamnya. Tidak jelas apakah penumpang mobil itu selamat atau tidak. Warga sekitar berusaha mengevakuasi korban. Ketika saya berada di lokasi kecelakaan, belum ada petugas. Berarti, peristiwa kecelakaan ini baru saja terjadi.
Belum hilang rasa kaget saya, di jalur yang mengarah ke Surabaya, sebuah truk besar yang saya kira bermuatan pupuk, terguling. Muatannya berserakan. Tak jauh dari truk itu, sebuah mobil pajero hancur di sisi depan dan belakang.
Ah, dugaan saya ini kecelakaan beruntun. Mungkin, penyebabnya ada salah satu kendaraan yang remnya blong, dan terjadi tabrakan keras sehingga membuat sebuah mobil sedan terlempar dan terbalik di jalur yang ke arah Malang.
Kembali ke RTD. Akhirnya saya sadar, kalau pergulatan hati saat akan berangkat tadi, antara memilih moda transpotasi bus atau motor pribadi, adalah sinyal dari RTD. Kalau saya naik bus, sudah pasti terjebak kemacetan berjam-jam. Karena memutuskan naik motor, saya bisa menghadiri rapat sekaligus buka puasa bersama rekan bisnis tepat waktu.
Ini adalah contoh kecil kalau RTD berfungsi. RTD mempertajam mata batin, kalau istilah orang yang suka dunia supranatural.

RTD hanyalah “alat”. Keputusan tetap berada di tangan orang yang bersangkutan. Meskipun ada sinyal negatif, kalau yang bersangkutan tetap maju, ya harus siap dengan konsekuensinya.
Tapi, RTD bukan teknik untuk melihat masa depan. Bukan untuk meramal kejadian. Karena, yang tahu masa depan hanyalah Allah swt. RTD hanyalah sinyal dari alam untuk manusia yang selaras serasi seimbang dengan alam. Untuk memperoleh sinyal itu, seseorang harus memiliki kepekaan atau sensitif terhadap getaran alam.
RTD hanya bisa didapat bila anda mengikuti program training saya. Dan, maaf, program trainingnya bukan instan. Saya tidak menganut pengaktifan energi dengan pengisian. Yang ingin mendapat manfaat RTD, harus menjalani serangkaian training beberapa hari. Di hari terakhir, energi alam semesta yang sudah diolah dalam tubuh akan saya aktifkan.(*)
Mohon info alamat kantor & biaya paket pilihan keilmuan yang ditawarkan. Trims
silahkan menghubungi nomor yang telah kami sediakan, pada hari dan jam kerja.