Di masa sulit seperti sekarang masih pentingkah menjalani terapi buka aura? Jawabnya tergantung dari 2 faktor. Pertama, dari kebutuhan. Kedua, dari keyakinan terkait persoalan spiritual. Yang masing-masing orang tidak sama. Ada yang percaya dengan hal spiritual dan metafisika, ada yang setengah percaya, dan ada yang tidak percaya.
Untuk orang dengan kategori percaya, juga ada 2 macam. Ada yang terang-terangan percaya dan ada yang sembunyi-sembunyi.
Disini saya tidak membahas tentang keyakinan. Saya sudah terlalu sering mengupasnya.
Disini lebih saya fokuskan ke 1 hal yakni faktor kebutuhan.
Apakah terapi buka aura masih dibutuhkan di kondisi serba tidak pasti ini.
Jika ini dikaitkan dengan kepercayaan diri melalui situasi sulit, maka cleansing aura bisa menjadi pilihan untuk men-support psikologis setiap orang agar lebih positif. Lebih berani. Lebih tegar. Atau lebih tangguh.
Anda tentu tahu bahwa sikap berani, tegar, tangguh, dan percaya diri adalah bagian dari energi positif. Dan itu mutlak dibutuhkan di masa sekarang, kalau seseorang tidak ingin terjebak dalam stress dan cemas berlebihan.
Pandemi dan Redupnya Aura Pengusaha
Di Bali, sejumlah pengusaha properti yang saya temui mayoritas dipenuhi energi negatif dalam aura mereka.
Itu terjadi setelah sektor properti dan pariwisata hancur babak belur terdampak Pandemi Covid-19.
Stress, putus asa, depresi, tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana — kecuali menjual satu per satu aset yang dipunya — menjadi keluhan sehari-hari dalam konsultasi dengan saya.
Saya memberikan beberapa alternatif solusi.
Salah satunya adalah terapi buka aura atau cleansing aura tadi.
Tetapi yang patut diketahui, cleansing aura bukan sulap. Bukan magic yang tiba-tiba bisa mengubah kondisi sekejap mata.
Pembenahan aura adalah teknik meditasi untuk menetralisir energi negatif dan menggantinya dengan energi positif.
Jika seseorang mempunyai energi positif yang lebih dominan, maka energi itu akan menjadi booster semangat untuk melewati masa sulit ini dengan tangguh.
Dan, sejatinya memperbaiki aura untuk jangka panjang tidak bisa instan. Biasanya membutuhkan waktu. Karena itu saya menggunakan metode meditasi dan pernafasan selama minimal 12 hari untuk recovery aura, khususnya bagi yang menginginkan kestabilan aura yang dipunyai.
Sedangkan memperbaiki aura untuk jangka pendek, bisa dilakukan dengan metode yang lebih simpel. Dengan media garam aura atau meditasi di laut, lalu dengan meditasi yang terbimbing, maka cleansing aura metode cepat bisa diperoleh.
Hasil dari recovery aura sebenarnya bersifat subyektif. Artinya, hanya orang yang mempunyai kemampuan waskita, indera keenam, atau indigo yang umumnya bisa merasakan, mendeteksi, atau melihat aura yang bersih.
Tetapi, karena sifatnya yang subyektif itu, seringkali orang mencari second opinion berupa hasil foto aura. Hanya saja di Indonesia lokasi foto aura tidak mudah digapai.
Namun sebagai gambaran saja, di sharing kali ini saya contohkan salah satu trainer meditasi yang tekun melakukan olah batin dan spiritual lebih dari 10 tahun. Untuk mencapai aura yang dominan ungu itu tidak mudah. Dan tidak banyak orang yang bisa mendapatkannya. Selain itu, seorang praktisi meditasi hampir selalu mempunyai aura yang padat. Auranya tidak tipis, apalagi sampai bocor atau berlubang tidak merata.

Lalu, setelah mendapat aura yang positif dan hasil foto aura cukup memuaskan, what next? Selesai sampai disitu?
Tentu tidak.
Aura yang didominasi energi positif muaranya adalah manfaatnya.
Energi positif itu bisa diprogram khusus untuk memperbaiki alur kerezekian, keberuntungan, keselamatan, perlindungan diri, dan kesehatan.
Selain itu, bisa diarahkan untuk kasih sayang, cinta asmara, yang tujuan akhirnya adalah jodoh dan hubungan yang harmonis.(*)