Belum lama ini saya menyalurkan hobi saya : nonton. Lumayan buat menghilangkan rasa jenuh sehari-hari.
Pilihan saya jatuh ke studio XXI di kota saya. Film yang saya pilih cukup keren : Green Zone, dengan aktor Matt Damon. Akhir-akhir ini entah kenapa saya suka menonton film perang, entah itu film lawas Tears of The Sun dengan aktornya Bruce Willis yang sudah beberapa kali diputar di TV, The Hurt Locker yang mengalahkan Avatar dalam Academy Award 2010, dan film teranyar Green Zone itu. Salah satu yang mungkin saya pelajari adalah kemampuan konsentrasi, yang mesti dipunyai prajurit di medan perang. Fokus dan tenang dalam kondisi apapun.
Tetapi ada yang menarik perhatian saya kemarin. Bukan film yang saya tonton. Perhatian saya tertuju cukup lama saat di berada blok deretan film yang segera main. Disitu ada tag line film Solomon Kane dengan aktornya James Purefoy. Menarik buat saya karena kalimatnya begini : When you make a deal with the devil, there will be hell to pay…
Cukup lama saya mengamatinya. Batin saya bilang begini : orang barat saja yang sekuler ternyata tahu bagaimana konsekuensinya kalau bersekutu dengan iblis.
Sebenarnya saya cukup lama mempunyai tag line yang sama seperti itu, hanya saja tidak saya buat film. Saya ternyata kalah cepat dan kalah kreatif saja…hehehehe….
Dalam perjalanan saya mencari solusi terhadap masalah spiritualitas dunia, saya sudah menemukan prinsip itu tahun 1995 – 1996. Orang barat hanya mengenal devil (setan / iblis) yang memang nyata-nyata jahat dan tak perlu diragukan lagi. Tetapi, yang saya temukan lebih dari itu. Iblis adalah salah satu dari jenis bangsa Jin sebagaimana diceritakan dalam Quran. Jin yang membangkang.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana kalau kita make a deal dengan Jin ? Samakah akibatnya, yakni harus membayarnya dengan neraka ?
Saya jawab dengan tegas disini : Iya…sama !
Bagaimana jika jin itu beragama sama dengan yang diajak kerjasama, misalnya seseorang muslim meminta bantuan kepada jin yang mengaku muslim juga ? Bagaimana ? Boleh atau tidak ?
Saya juga jawab dengan tegas : tidak boleh. Akibatnya sama saja !
Yang berbeda pendapat silahkan saja, tetapi saya tetap pada pendirian saya. Walaupun jin itu mengaku seiman, tetap tidak boleh diajak kerjasama meskipun urusannya baik.
Saya sudah kenyang sekali dengan berbagai tipuan halus bangsa jin. Mulai dari iming-iming kekayaan, pekerjaan, derajat, dan lain-lain. Sampai yang tertinggi, sejumlah jin dengan level kekuatan tertinggi datang kepada saya, dan mengaku sebagai Allah !
Alhamdulillah, semuanya saya cuekin. Lebih baik saya hidup wajar–wajar saja, daripada tertipu mentah-mentah oleh bangsa jin yang mengaku seiman dengan saya.
Awal dekade 1990-an, sebuah berita menghebohkan tanah air. Yaitu tentang jual beli jin. Harganya bervariasi. Antara Rp 3 Juta sampai Rp 20 juta saat itu. Konon banyak juga yang beli untuk berbagai keperluan. Ada pro dan ada kontra, itu jelas. Saya sempat tertarik beli, tetapi uang darimana ? Dan lagi buat apa ? Toh waktu itu saya masih sekolah.
Bagaimana kabarnya sekarang ? Saya berharap ada testimoni dari orang yang membeli jin saat itu. Kalau ada, bolehlah sharing dengan saya. Apakah masih dipelihara sampai sekarang ? Jinnya diberi makan apa ? Yang pasti bukan dog food atau cat food kan ? ….(*)